Kitty dan Hujan



Kitty dan hujan

            Matahari karawang malu-malu membakar kulitku siang itu, tabirnya tertutup awan hitam, baiknya tuhan padaku. Tuhan maha asik sekali hari itu, sakitku sembuh pada waktu yang tepat dengan tanggal pertunjukan teater yang menjadi salah satu tugas UTS  pada mata kuiah Kajian Prosa.Semua mahasiswa kelas A3 Pendidikan Bahasa Indonesia  2016 di wajibkan menonton pertunjukan itu sebagi syarat ikut dalam UTS, pertunjukan dengan judul “Menggendong Sandal Hello Kitty”.
            Perjalanan Karawang-cimahi luar biasa menguras sabarku siang itu, antrian kendaraan yang mengular pada saat masuk tol karwang barat. Lagi dan lagi Tuhan maha asik diperjalannan yang Maha tak membiarkaku mengelus dada pengamen-pengamen itu sungguh sangat menghibur hati dengan lagu yang mereka bawakan, sungguh asik dan enak diajak bermusik ber rege-rege ria dan dangdut koplo menjadi teman perjalan ku sampai pada KM 57 di Rest area persinggahan pertama.
            Perjalanan masih panjang masih ada 68 KM lagi yang harus aku lalui.Perjalanan dalam bus itu sisanya ku habis ka dengan bercengkrama dengan membangun mimpi, mengistirahat kan mata yang berat setelahku tenggak 5 butir obat yang entah itu obat apa resep dari dokter yang harus aku habiskan. Entahlah bagaimana pikiranku, aku tak tenang dalam tidur ku dalam bis, setelah ku selidiki jauh di dasar hati, ternyata hati masih bertanya dengan siapa aku akan pergi ?, otak ku dengan sinyak 4G berusaha mencari jaringan tebengan dengan cepat, ku coba membuka ruang chat grup kelas. Selang satu menit setelah chat diruang grup akhir nya ada yang merespon bahwa teman-teman di kelsa akan berangkat menuju tempat teater pukul 5 Sore, namu aku masih bingung mencari-cari tebengan. Akhir nya Arbi datang sebagai penyelamat ku sore itu. Tiba-tiba dia personal chat newari tebengan,dengan tidak ragu-ragu aku menerima nya. Lagi-lagi Tuhan begitu baik pada ku hari ini, Tuhan sedang sayang-sayang nya pada ku, Tuhan memanjakan ku terlalu.
            Tepat pukul lima aku sampai dikosan ku, ku taruh semua barang-barang ku, ku ambil helm pinjaman dan tak ku lupa bawa jaket karena perjalanan kali ini akan begitu dingin cuaca dan orang-orang nya. Setelah ku tunaikan kewajiban magrib aku bersama Tuti, Arbi, Anggi, Reza dan Farhan segera bergegas menuju tempat teater di Taman Teras Cikapundung Bamdung. Kami berangkat mengendarai motor, aku dengan Arbi, Tuti dan Anggi serta Farhan dengan Reza .
            Selama perjalanan suasana malam minggu begitu terasa, macet dan gerimis rintik-rintik menambah ke romantisan bagi yang sedang mabuk asmara,tidak dengan ku atau pun ke kelima teman ku yang lain, hujan dan suasana indah nya kota bandung malam hari tak mengusik ku dan mereka, namun aku semakin jatuh cinta dengan kota Bandung. Bandung dalam perangko, ke indahan yang terbingkai kalau kata Novelis terkenal Pidi Baiq “Dan Bandung bagi ku bukan Cuma masalah geografis,lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi” dan kata M.A.W.Brouwer “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang Tersenyum”.
            Perjalan itu begitu ku nikmati seperti klimaks nya selama kuliah di Cimahi baru pertama kali ku rasakan perjalanan malam di kota Bandung. Hujan rintik-riti itu terus saja mengguyur tubuh, namun demi Kitty hujan tak bisa menghalangi. Perjalan itu ku tempuh lebih dari 1 jam, pukul 8 tepat akhir nya sampai di tempat teater. Amboyy aku di buat takjub dengan ke indahan taman nya, lampu-lampu taman yang indah aku seperti dibawa ke negeri Tingker Bell, negeri para peri-peri kecil.
            Penonton sudah sangat membeludak malam itu dan pertunjukan sudah dimulai, lagi-lagi Tuhan berpihak pada ku dan teman-teman ku, kita kebagian kursi penonton yang paling depan sehingga kita begitu leluasa menikmati adegan demi adegan dalam pertunjukan itu.
            Sosok Kitty dan keluarga nya, tokoh dalam drama tersebut menginagtkan ku pada keluarga teman ku. Kitty gadis kaya yang tak bisa menikmati hudupnya bermain dengan teman-teman seusianya karena tuntutan gengsi dan globalisasi yang menuntut dia harus terus bergerak meski dia telah lelah, berbagai bahasa harus dia kuasai demi menaklukan dunia, namun dia tak mengerti mengapa harus seperti itu untuk apa semua itu. Jawaban nya terangkum dalam adegan-demi adegan yang diperankan oleh lingkungan masyarakat miskin, teman tentang sosial begitu lekat pada pertunjukan ini.
            Bukan hanya menyoroti tentang sosial, dalam pertunujkan itu pula kebiasaan-kebiasaan janji kampanye para partai-partai politik. Sosial, politik dan keImanan adalah yang paing ditonjolkan dalam pertunjukan tersebut. satu hal yang paling aku ingat dialog nya “Kitty agama itu ada dalam diri kita” ujuar Ibunya kitty “tubuh kita ini bisa roboh dan agama pun bisa roboh jika ada di diri kita” ujar kitty, “ tidak Kitty sayang, agama tidak bisa roboh yang roboh itu adalah pemeluk agama nya, umat-umat nya, agama tidak akan roboh sayang” jawab ibu kitty.
            Adegan-demi agedan ku habis kan tonton hingga pertunjukan usai, ini hal yang paling di tunggu yaitu sesi foto bersama pemain. Para penonton sungguh sanagt antusias foto bareng dengan para pemain, karena pembludakan para penonton untuk foto bersama aku hanya kebagian berfoto dengan salah satu pemain saja, perasaan kecewa itu ada, namun malam enggan bersabar lebih lama, akhir nya kuputuskan untuk mengakhri sesi ini. Ku kata kan pada teman-teman ku ini sudah saat nya kita untuk pulang karena jarum jam sudah menunjukan pukul 22.30.
            Perjalan pulang, amboyy jalan sepi nya hanya satu dua kendaraan yang berlalu lalalng, tidak seperti tadi saat berangkat, kemacetan diman-mana, gerimis masih saja turun. Setengah perjalan pulang kurasakan ada kejangggalan dengan motor yang ku tumpangi di belakang Reza yang mengikuti dari belakang menyuruh aku dan Arbi untuk berhenti sementara Anggi dan Tuti sudah terlebih dahulu melesat meninggalakan aku dan Arbi . Reza memberitahu Arbi bahwa ban motornya bocor dan benar saja setelah berhenti ternyata benar. Jalana  begitu sepi ketika saja rasa takut itu menghantui, apalagi hanya aku satu-satu nya perempuan diantara tiga laki-kali itu, bukan takut pada mereka tapi aku takut jika kami berpempat terjadi sesuatu, ah sudah lah ku coba berpikr positif.
            Terpaksa Arbi memelankan laju motor nya, memilih tanpa di dorong menginagt suasana yang begitu sunyi sepi di jalan. Sekitar 100 meter akhir nya ku temukan sebuah bengkel tambal ban, seneng bukan kepalang, karena jarang ada tukang tambal ban yang masih buka pada pukul 11 malam. Sambil menunggu ban motor yang sedang di tambal kita beristirahat dan mengganjal perut yang lapar, Tuhan maha baik lagi pada aku dan teman-teman ku karana masih ada Kios makanan ringan yang buka, akhir nya ku ptuskan untuk membeli sebungkus wafer dan sebotol air mineral untuk mengganjal perut dan meminum obat.
            Aku kembali bingung soal masalah pulang, kali ini bukan masalah ban yang bocor tapi kosan ku sudah ditutup, akhir nya ku hubungi Tuti untuk menampungku menginap dirumahnya malam ini. Pukul 12 kurang 15 menit aku samapi ditempat tuti, dan rasanya lega sekali bisa menyelesaikan hal ini dengan mereka teman-teman terhebat dan terbaik, ke solitan dari merekalah aku belajar tentang sebuah pertemanan.
Thank my friends.
            Terlepas dari itu semua, ingatanku kepada sosok Kitty, salah satu tokoh dalam pertunjukan teater, karakter yang ditampilkan pada sosok Kitty ini sunggu sangat menarik. Sebagai bocah yang masih polos yang hidupnya hanya didokrin oleh orang tuannya untuk belajar dan belajar, karna orang tuannya ingin anaknya menjadi masyarakat gloabal yang dituntut memiliki mobilitas tinggi. Berbagai bahasa harus ia pelajari, Inggris, Jepang, Jerman,dan berbagai bahasa lainnya dibelahan dunia. Otakku kembali berputar bertanya-tanya pada diri, pernahkan ada orang tua yang melatih secara khusus bahasa kalbu ? bahasa tentang kepekaan pada sosial, bahasa tentang kejujuran. Jujur pada diri sendiri dan orang lain. Apasih artinya merdeka tanpa kejujuran, terutama jujur pada diri sendiri. Bagiku merdeka adalah kejujuran, jujur dalam perkataan, dalam perbuatan dan bertingkah laku sesuai kehendak hati namun bukan sesuka hati camkan itu. Itulah arti merdeka yang sesungguhnya bagiku.
            Kitty adalah kebalikan dari kisah Sampek dan Engtay, kisah romansa legenda dari China, tapi aku bukan ingin bercerita tetang keromantisan mereka aku hanya ingin membahas tentang Sampek yang tak jujur akan hatinya sehingga ia kehilangan Engtay, sama seperti Rama yang mengusir Shinta, andai kejujuran pada diri sendiri itu muncul pada Rama bahwa ia masih mencintai Shinta, mungkin akhirnya akan bahagia,Shinta tak mungkin meminta pada sang Maha untuk tertanam dalam bumi jika Rama jujur pada hatinya. tapi hatinya dipenuhi oleh keraguan. Dua tokoh laki-laki bodoh yang kisahnya sungguh sama-sama tragis.
            Jika aku ingat kisah Rama dan Shinta ataupu kisah Sampek dan Engtay, darahku selalu mendidih oleh kisahnya. Dua tokoh yang salig mencintai namun tak bisa bersama karna ketidak jujuran pada diri sendiri. Disinilah kita lihat betapa berharganya kejujuran. Jujur sumber kebahagian, kebohongan sumber kesegsaraan. Sengrasa mati enggan hidup tak mau, karena ketidak bahagiaan.
            Bagiku kejujuran yang paling sulit adalah jujur pada diri sendiri. Karana saat kau berbohong pada diri sendiri dan kau seoalah bahagia menjalnkannya itu sama seperti penjajahan pada diri. Segeralah proklamasikan diri dari kebohongan jika ingin hidupmu bahagia. Surga yangdi bangun dengan kebohongan itu hanya tafamorgana selebihnya adalah neraka. Neraka yang diciptakan dengan kejujuran sejatinya adalah surga.
            “Dian, mengapa kau melamun ?” Tuti yang tiba-tiba hadir dibelakang ku, membuyarkan semua lamunan ku tentang Kitty yangku kaitkan dengan kisah Smpek dan Engtay, “Aku hanya sedang mengaikan sosok kitty dengan kisah Sampek dan Engtay, kau tahu kisah Sampek dan Engtay ?” ujar ku “Kisah apa itu, aku belum pernah mendengarnya.!” “kau mau tau tentang kisah mereka?” “iya aku ingin tahu,apa kau mau menceritakannya untuk ku, Dian ?” “Tentu saja, akan ku ceritakan untuk mu kisah romansa Sampek dan Engtay, tapi ini sudah terlalu malam untuk ku bercerita Tuti, besok akan ku ceritakan kisahnya, ingatkan aku yah.. aku berhutang satu cerita padamu” “iya, besok akanku tagih cerita yang kau janjikan itu” “hahahaha... siap, tapi sekarang ijinkan aku tidur dirumahmu, karna kosanku sudah tak menerima penghuninya yang pulang terlalu larut malam, uppss ini bukan malam lagi tapi dini hari Tuti, Coba kau lihat jam waktu sudah menunjukan pukul 01.00” “hahahaha iya Ian, sebaiknya kau tidur, besok bangunlah pagi karna sebelum kau pergi akan ku tagih kau bercerita tentang Sampek dan Engtay itu.” “Ok, tapi sebelum tidur aku punya kebiasaan, izinkan aku melakukan ritual ku dikamar mandi, cuci muka, sikat gigi, ganti baju tidur, pakai lotion ke seluruh tangan dan kaki, barulah aku bisa tidur” “ia silahkan, selamat tidur ian, terimaksih untuk hari yang luar biasa ini hehehehehe...” “Selamat tidur juga tuti jangan lupa berdo’a agar yang Maha melindungi tidurmu hingga bangun nanti saat pajar”
Kututup hari ini dengan penuh rasa syukur pada Tuhan yang Maha Esa, karena begitu baik padaku hari ini, jalan yang Tuhan beri begitu indah dan aku begitu mensyukuri dan menikmati jalan yang telah Tuhan beri. Terimakasih Semesta mengajarkan ku arti hidup dan kehidupan, banyak hal yang dapat aku ambil dalam sebuah perjalanan nenonton sebuah teater.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rikernasi Shinta